Salah satunya dengan nongkrong di angkringan. Di angkringan, menu masakan atau minuman yang disajikan beraneka ragam.
 
Selain harga makanan terjangkau, di warung angkringan tidak hanya ditawarkan sebatas warung dengan sistem makan dan minum prasmanan.

Tetapi konsep dari angkringan yang ada saat ini lebih menawarkan kepada fun (kesenangan), happy (gembira), dan kenyamanan tersendiri. Sehingga tempat ini menjadi lokasi hang out yang dipilih warga.
 
Menu masakan yang ditawarkan sangat lengkap, mulai tahu atau tempe bacem, tahu goreng, arem-arem, teh tubruk, wedang jahe, dan sate telur, dan menu lainnya.

Tidak hanya menu makanan atau minuman yang ditawarkan secara murah, di warung angkringan terkenal dengan menu andalannya, yakni nasi kucing.
 
Isi nasi yang ditawarkan kepada konsumen sedikit (di bawah ukuran piring normal) dan lauknya menggunakan sambal, ikan bandeng, gudeg, atau jenis lainnya.

Yang paling spesial adalah nasi kucing atau sego kucing. Isi nasinya sedikit tetapi rasa lezat dan minuman khasnya teh tubruk atau wedang jahe.
 
Makan di warung angkringan merupakan gaya hidup warga pendatang di Batam sejak dahulu kala. Terlebih saat ini perkembangan teknologi yang canggih turut mendongkrak lahirnya angkringan-angkringan di tepi jalan.

Kini, angkringan tidak sekedar menyediakan makanan dan minuman khasnya, namun menyediakan layanan internet gratis.
 
Warung angkringan melayani konsumen mulai pukul 17.30 sampai 03.00 WIB. Umumnya, mereka yang ingin menikmati makan malam begadang di warung angkringan.

Biasanya mengajak kerabat, teman, saudara, atau orang-orang yang dicintainya. Tiada lain untuk berbagi pengalaman, berbincang bisnis, atau sekedar senang-senang saja.
 
Sekarang ini, mereka yang membeli makanan atau minuman di angkringan tidak hanya kalangan orangtua semata. Tetapi anak-anak muda juga mulai menyukai jajanan khas di warung angkringan.

Alasannya, angkringan didukung dengan fasilitas hotspot gratis sehingga menjadi daya tarik dan magnet bagi kalangan muda.
 
“Ekspatriat juga senang meluangkan waktunya makan di angkringan. Termasuk wisatawan dari luar negeri. Mereka senang dengan masakan di angkringan karena rasanya enak dan memiliki khas tersendiri,” ujar Budi Herwanto, salah satu pemilik angkringan Mampir Mikir di Graha Sulaiman Nagoya Batam, beberapa waktu lalu.
 
Menurutnya, hang out jajan di angkringan sudah menjadi tradisi masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, di Eropa, Autralia dan Amerika juga sama.

Bahkan gaya hidup semacam ini sudah ada di tanah air sejak zaman dulu. Termasuk di Batam yang merupakan kota industri berkembang dengan gaya hidup yang berbeda tentunya.
 
“Kebiasaan masyarakat jajan di warung angkringan karena pola hidup. Tidak hanya masyarakat di tanah air yang seperti ini, namun mereka yang berada luar negeri juga sama melakukan seperti masyarakat Indonesia,” jelas Budi Herwanto.

Nasi Kucing Jadi Andalan
 
Menu makanan dan minuman di warung angkringan tersaji sangat lengkap. Makanan tradisional ini biasanya makanan khas dari daerah Surakarta Jawa Tengah atau Yogyakarta.

Khusus makan yang sangat terkenal di warung angkringan adalah nasi kucing atau biasa disebut sego kucing.
 
Didukung dengan menu lainnya, seperti lontong kikil, lontong balap, semanggi, rujak cingur, kue rangin, kue lumpur, pukis kampung, dan onde-onde.

Selain itu, tersedia aneka pisang goreng, lumpia pisang, lapis, dadar gulung, ongol-ongol, talam, nagasari, ote-ote, tahu isi, putu ayu, kue kukus, arem-arem, sate telur burung puyuh, dan lainnya.
 
Sedangkan menu minumannya cukup khas, yakni ada wedang jahe, teh tubruk, kopi, atau menu lainnya. Khusus menu tahu atau tempe bacem ada yang dimasak langsung di lokasi.

Bukan berarti menu masakannya belum matang, melainkan dipanaskan ulang agar terasa lebih hangat dan terasa nikmat.
 
Di Batam, menikmati menu angkringan secara lengkap paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp30.000,00 sampai Rp35.000,00 per orang.

Khusus warung angkringan yang tersebar di Batam, harga antarwarung angkringan tidak jauh berbeda. Yang beda rasanya dan citra khas masakan atau minuman yang dijajakan oleh masing-masing angkringan.
 
Misalnya angkringan Pak Tjipto yang berlokasi di depan gerbang TPU Taman Langgeng Sungai Panas Batam. Menurut Pak Tjipto, sekitar 10 tahun silam, pengunjung warung angkringan rata-rata orangtua.

Tetapi sekarang ini kebanyakan anak-anak muda, alasannya mereka merasa kangen dengan kampung halamannya.
 
“Anak-anak muda saat ini sering kumpul di warung angkringan. Mereka membikin acara diskusi, pertemuan atau sekedar melepas kangen masakan daerah asalnya,” jelas Pak Tjipto, pria asal Yogyakarta yang rambutnya mulai memutih itu.
 
Tidak boleh ketinggalan, makanan khas yang harus ada, yakni nasi kucing. Disebut nasi kucing karena porsi yang diberikan sedikit.

Perpaduan nasi dan sambal ikan bandengan menyerupai makanan untuk kucing. Sehingga namanya lebih familiar dengan nasi kucing. Menu lain ada sate usus, tempe atau tahu bacem, sate telur burung puyuh, dan lainnya.
 
“Standar angkringan yang ada harus bisa menyediakan minuman standar, yakni teh hangat, kopi, dan wedang jahe,” ujar Pak Tjipto yang sejak tahun 1993 tinggal di Baloi Kolam.

Di Batam, angkringan bisa ditemui di Komplek Graha Sulaiman Nagoya, Komplek Pasar Mega Legenda, Mall Top 100 Batu Aji, Komplek Pertokoan Batavia Batu Aji.