Pada hasil penelitian dengan metode penyaringan sel darah merah yang diambil dari subjek perokok dan non perokok yang dibekam menunjukan perbedaan yang signifikan.
Bekam pada titik meridian (potent point) memicu terjadinya hipoksia dan pengeluaran darah rusak dari tubuh. Reaksi ini berfungsi untuk merangsang sumsum tulang segera menghasilkan sel darah merah yang baru (regenerasi erythrocit) melalui perangsangan hormon eritropoietin.
Sel darah merah generasi baru pada sirkulasi darah mengandung catalase dan GPx yang normal. Selain itu, sel darah merah memiliki spektrin (dinding sel darah merah) yang masih utuh dan memiliki antioksidan yang masih dalam kondisi baik.
Sehingga dapat menjalankan fungsinya menetralisir radikal bebas secara optimal. Hasil penelitian ini mengungkapkan satu lagi fakta keajaiban bekam.
Terbukti sudah secara ilmiah bahwa bekam dapat mempunyai efek yang sangat penting untuk mempertahankan homeostasis sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya stres oksidatif pada sel darah merah.
Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah merah yang lolos saring oleh karena tidak terjadi gangguan elastisitas sel darah merah. Dengan kata lain, bekam merupakan solusi jitu untuk mengatasi stres, terutama stres pada sel darah merah.
Jadi benarlah hadis Nabi Muhammad yang mengatakan: “Setiap penyakit ada obatnya” dan “Sebaik-baik pengobatan adalah dengan berbekam”. Alasannya, hampir semua penyakit menggunakan media darah sedangkan bekam terbukti dapat memperbaiki kualitas dan fungsi darah.
Jadi motto kesehatan kita adalah apapun penyakitnya, bekam obatnya. (Dinukil dari buku Cara Cerdas Atasi Radikal Bebas karya Wahyudi Widada, S.Kep, M.Ked)