Di antara dosa-dosa besar selain menyekutukan Allah Azza Wa Jalla (syirik), membunuh, berdusta, atau sumpah palsu adalah durhaka kepada orang tua.
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda;
أكبرُ الكبائرِ : الإشراكُ بالله ، وقتلُ النفسِ ، وعقوقُ الوالدَيْنِ ، وقولُ الزورِ . أو قال : وشهادةُ الزورِ
“Dosa-dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah, membunuh, durhaka kepada orang tua, dan perkataan dusta atau sumpah palsu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis Nafi’ bin Al Harits Ats Tsaqafi, Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wasallam bersabda;
ألا أنبِّئُكم بأكبرِ الكبائرِ . ثلاثًا ، قالوا : بلَى يا رسولَ اللهِ ، قال : الإشراكُ باللهِ ، وعقوقُ الوالدينِ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar? Beliau bertanya hal ini tiga kali. Para sahabat mengatakan: tentu wahai Rasulullah. Nabi Muhammad bersabda; syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang tua” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam telah berkali-kali mengingatkan kepada sahabat dan pengikutnya tentang betapa besarnya dosa durhaka kepada orang tua. Nas ’alullaha as salamah wal afiah.
Allah Azza Wa Jalla berfirman;
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya;
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa’ 36)
Perlu dipahami bahwasanya dosa syirik itu, dosa maksiat, atau durhaka kepada orang tua juga bertingkat-tingkat. Terlebih jika seseorang berbuat durhaka kepada ibunya.
Sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang di dunia atau di akhirat jika apabila dirinya berbuat durhaka kepada ibunya. Berbuat baik kepada ibu sangat diutamakan dan lebih utama daripada kepada ayah.
Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda;
إنَّ اللَّهَ حرَّمَ عليكم عقوقَ الأمَّهاتِ ، ومنعًا وَهاتِ ، ووأدَ البناتِ وَكرِه لَكم : قيلَ وقالَ ، وَكثرةَ السُّؤالِ ، وإضاعةَ المالِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan sikap durhaka kepada para ibu, pelit dan tamak, mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah juga tidak menyukai qiila wa qaala, banyak bertanya dan membuang-membuang harta” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna al qiila wal qaal menurut para ulama adalah memperbanyak ucapan dan menyebar berita yang mengkhawatirkan atau ikut-ikutan dalam perkara yang tidak pantas.
Cara Tobat Durhaka
Posisi orang tua bagi anak-anaknya sangat diistimewakan dalam Al Qur’an. Allah Azza Wa Jalla sendiri berifirman bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wasallam untuk menghormati, menyayangi, dan memuliakan orangtua.
Allah Azza Wa Jalla berfirman;
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Israa’ 23)
Di ayat tersebut Allah Azza Wa Jalla memerintahkan para hamba-Nya untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Berbuat baik kepada orang tua, berarti mendekati ridha Allah. Sebaliknya, mendurhakai orang tua akan mengundang murka Allah.
Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wasallam bersabda;
رِضَا الله في رِضا الْوالِدَيْنِ وَسَخَطُ الله في وَسَخَطُ الْوالِدَيْنِ
“Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Dan murka Allah berada pada kemurkaaan kedua orang tua” (HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ath Thabrani)
Ulama bersepakat bahwa menyakiti hati (mendurhakai) orang tua adalah dosa besar. Apabila hal ini sudah dilakukan, maka wajib hukumnya untuk segera bertobat dan memohon maaf kepada orang tua.
Tiga syarat bertobat kepada orang tua;
- Menyesali perbuatannya
- Segera berhenti melakukannya
- Bertekad untuk tidak mengulanginya
Karena perbuatan durhaka adalah maksiat yang berhubungan dengan orang lain (manusia) maka selain tiga syarat di atas, ada satu syarat tambahannya yakni mengembalikan hak pemiliknya atau meminta maaf kepadanya. Wallahu A’lam Bish Shawwab.