Dokter yang sedang bertugas kala itu hanya tersenyum-senyum menanggapi perangai Afsheen Myesha.
Selama dua minggu Afsheen Myesha mengalami keganjilan, suaminya pun berupaya mencari pengobatan. Alhamdulillah pada tanggal 8 Mei 2015, suami Afsheen Myesha menghubungi saya.
Saat itu saya sedang berada di Depok Jawa Barat. Setelah melakukan diskusi atas persoalan yang menimpa istrinya, suami Afsheen Myesha akhirnya meminta saya untuk datang ke RSJKO di Kota Bengkulu.
Bismillah, Sabtu (9/5/2015) pagi kami berdua berangkat ke Kota Bengkulu dengan pesawat paling pagi. Selama di Bandara Soetta, suami Afsheen Myesha menceritakan perangai istrinya yang di luar kewajaran dan kebiasaan.
Mendengar penuturan suami Afsheen Myesha, saya trenyuh. Saya yakinkan kepada suami Afsheen Myesha agar tetap sabar dan berusaha mencari pengobatan yang berdasarkan syariat Islam.
Saya sampaikan ayat kepada suami Afsheen Myesha yang artinya; “Dan apabila aku sakit, maka Dia (Allah) yang sembuhkan aku” (QS. Asy Syu‘ara: 80). Begitu juga dengan ayat yang lain; “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah: 286).
Alhamdulillah, diberikan pemahaman seperti itu suami Afsheen Myesha optimis dan bersemangat untuk mengobati istrinya yang tercinta. Saya menekankan bahwa yang memberikan kesembuhan dan obat bukan saya, melainkan Allah Aza Wajala.
Tiba di RSJKO Soeprapto sekitar pukul 9.30 WIB. Paman Afsheen Myesha menjemput kami berdua di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu.
Tidak lama kemudian saya dikenalkan kepada seluruh keluarga Afsheen Myesha yang menunggu di RSJKO Soeprapto.
Hampir 30 menit saya berada di depan kamar RSJKO untuk berkenalan dan berdiskusi dengan keluarganya.
Afsheen Myesha masih belum terlihat. Tidak lama kemudian Afsheen Myesha keluar dari kamarnya. Wajahnya terlihat kusut dan sayu.
Jika saya perhatikan sekilas, di bawah matanya ada cekungan hitam (suf’ah). Sebagaimana Rasulullah bersabda;
“Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha’ dan qadar Allah karena sebab ‘ain” (HR. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari).
Pada hadis lain, Rasulullah bersabda; ‘Ain boleh menyebabkan seseorang masuk kubur (meninggal) dan boleh menyebabkan seekor unta masuk kuali (tungku) (HR. Shahih Al-Jami’).