Cara paling sederhana sebelum penyakit menyerang adalah dengan berolahraga, pola makan yang sehat, dan asupan gizi yang seimbang. Kekebalan tubuh seseorang yang satu dengan yang lainnya sangatlah berbeda.
Mengapa? Pola makan, tidur, dan keseimbangan gizinya juga berbeda. Mencegah gejala penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Kesadaran bergaya hidup sehat tenyata tidak mudah.
Kepadatan dan kesibukan aktivitas kerja seseorang sangat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Terbukti semakin padat kesibukan seseorang secara tidak sadar mengesampingkan gaya hidup sehat.
Salah satunya pola makan yang tidak teratur, merokok, minum alkohol, bekerja dengan pikiran terforsir, dan aktivitas berat sebagainya. Pola ini sangat memengaruhi sistim kekebalan tubuh seseorang.
Mengapa? Saat seseorang bekerja memforsir tenaga dan pikiran tanpa diimbangi asupan makan yang cukup maka energi di dalam tubuh akan terkuras habis. Jika ini dilakukan terus menerus maka kondisi fisik akan menurun (drop).
Di sinilah virus, kuman, atau bakteri merugikan akan menyerang sistem kekebalan tubuh. Menurut penelitian pakar dan ahli gizi, suplemen kesehatan yang sifatnya instan tidak mampu menggantikan sumber energi aslinya.
Sebab campuran kimiawi obat sintetik yang memacu kerja organ-organ tubuh justru akan memberikan efek negatif bagi tubuh. Kita tentu masih ingat dengan tragedi Thalidomide sebelum tahun 1960.
Di mana ribuan bayi lahir secara cacat dikarenakan penggunaan obat-obat sintetik yang berbahaya bagi kehidupan. Belajar dari kejadian ini, para pakar dan ahli kesehatan mulai tertarik dengan pengobatan sistem alamiah.
Pengobatan alamiah akhir-akhir ini mulai dikembangkan sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain murah dan efektif, pengobatan alamiah tidak menimbulkan efek samping dan tidak membahayakan tubuh.
Beragam sistem pengobatan alamiah (naturopati) hadir di tanah air. Baik dengan jamu, reramuan tumbuhan alami, detoksifikasi dengan alat khusus, sedot darah dengan lintah, hijamah (bekam), dan selainnya.
Beragam cara dan sistem pengobatan dilakukan untuk pencegahan maupun pengobatan semua penyakit. Salah satu keajaiban terapi kesehatan yang mutakhir di abad terakhir adalah Oxidant Releasing Therapy/terapi oksidan/bekam.
Tahukah kita bahwa setiap harinya tubuh kita merupakan tempat penampungan zat-zat toksin atau beracun. Hampir dapat dipastikan bahwa makanan dan minuman yang kita makan setiap harinya mengandung satu atau lebih dari zat-zat toksin.
Di antaranya zat pewarna, pengawet, penyedap rasa, sisa-sisa pestisida, logam berat dan zat-zat kimia berbahaya lainnya akibat dari polusi udara. Selain itu, pikiran dan emosi negatif juga menjadi salah satu pemantik kesehatan kita.
Akumulasi racun dalam tubuh tidak hanya berakibat pada penyerapan nutrisi yang tidak optimal. Fungsi-fungsi organ tubuh kita juga menurun. Termasuk sistem imunitas tubuh yang ditandai dengan mudah capai, lesu, dan kulit kusam.
Bahkan terlihat lebih tua, kehilangan gairah dan energi, mudah sakit, sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan, kolesterol dan trigliserida tinggi, tekanan darah tinggi, selulit, tumor/kanker, atau penyakit degeneratif lainnya.
Akar dari permasalahan tersebut akibat dari timbunan ampas tubuh. Detoksifikasi mutlak dilakukan setiap bulan sekali agar fungsi organ-organ penyaring racun dan organ pembuangan tubuh (liver, ginjal, usus besar/kolon) selalu optimal.
Olahraga tidak 100 persen membuang toksin secara maksimal keluar melalui keringat, air seni, dan buang air besar. Apalagi yang tidak pernah berolahraga, maka penumpukan toksin akan semakin menumpuk.
Oxidant Releasing Therapy (terapi oksidan) merupakan sistem pengobatan alamiah menggunakan kaidah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Yakni dengan cara mengeluarkan racun-racun dan dikeluarkan melalui kop dari permukaan kulit.
Beberapa doktor dari barat telah meneliti tentang kehebatan dan pengobatan Oxidant Releasing Therapy. Salah satunya Dr. Michael Reed Gach dari California Amerika Serikat berjudul “Potent Points, A Guide to Self Care for Common Ailment” (Titik-titik Berkhasiat sebagai Panduan Perawatan Diri dan Pengobatan Penyakit Umum).
Tidak hanya dia, peneliti Thomas W. Anderson tahun 1985 menemukan kehebatan terapi oksidan yang dibukukan dengan judul “One Hundreds Diseases Treated by Cupping Method” artinya Seratus Penyakit Dapat Diobati dengan Terapi Kop.
Peneliti Kohler D. tahun 1990 dengan bukunya yang berjudul “The Connective Tissue as the Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapy Method” (Jaringan Ikat sebagai Media Fisik untuk Menghantarkan Energi Pengobatan dengan terapi kop).
Selain itu, penulis buku kedokteran dari Jember Jawa Timur Indonesia, DR. Wahyudi Widada, S.Kep., M.Ked., yang meneliti darah akibat terpapar oksidan dengan bukunya berjudul “Cara Cerdas Atasi Radikal Bebas dengan Bekam”.
Wahyudi Widada mampu mengemukakan pendapat ilmiahnya yang spektakuler. Hasil penelitian Wahyu Widada ini bahkan menjadi rujukan paramedis di tanah air. Dalam buku tersebut, Wahyudi Widada dapat menyajikan fakta ilmiah-ilmiahnya.
Inti dari buku yang menjadi tesis dan rujukan bekam di Asia ini mengkaji seluruh aspek kesehatan secara komplet. Sehingga menyingkap tabir bahwa pengobatan dengan sedot darah (bekam) merupakan pengobatan paling hebat sepanjang zaman.
Dari penelitian yang dikajinya, darah seorang perokok aktif menjadi rusak hebat akibat tergerus radikal bebas. Namun, setelah dibekam, kerusakan itu menjadi normal dan sehat lagi. Ini adalah pengobatan higienis, efektif dan efisien.
Perlu kita sadari bahwa dua kombinasi antara pendekatan ilmu kedokteran modern dan kedokteran menjadikan terapi ini lebih mudah dimengerti, mudah dipahami, dapat dibuktikan, dan bisa diterima secara logis.
Dengan terapi ini seseorang bisa melakukan pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif) terhadap serangan-serangan penyakit tanpa harus menggunakan suplemen (obat). Beberapa penyakit yang dapat diterapi antara lain;
Sering masuk angin, anemia dan batuk, demam pada anak, cedera jaringan lunak, cedera/nyeri lutut, dermatitis dan dermatosis pruritik lain, nyeri haid (sismenore), dyspepsia (gangguan makan dan pencernaan), gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa.
Selain itu dapat mengobati gangguan pendengaran, sakit kuning (ikterus hepatitis), gejala-gejala saluran kemih pada pria (prostat), gigitan dan sengatan, kencing darah (hermaturi), ketidakmampuan mengendalikan/menahan air seni (inkontinensia urin), insomnia, kebingungan, kelelahan, kongesti dan nyeri sinus, sembelit (konstipasi), mengi, mialgia (nyeri pada bagian tertentu seperti tersengat listrik), mual dan muntah.
Termasuk maagh, nyeri perut, nyeri bahu dan lengan (soldier arms), nyeri kaki, nyeri kepala, nyeri leher, nyeri panggul, nyeri rongga peranakan, nyeri punggung bawah, nyeri sendi, jantung berdebar-debar (palpitasi), pusing sebelah di kepala (migrain), radang hidung (rhinitis, beringus), gangguan cairan kelamin wanita (secret vagina), bercak-bercak kulit kemerahan (urtikaria), virus, kolesterol.
Untuk penyakit kronik antara lain: jerawat (acne vulgaris), kencing manis (diabetes mellitus), asma, arthritis (reumatoidarthritis, osteoarthritis, gout arthtritis), kepikunan karena usia (dimensia), dislipidemia: kadar LDL dan trigliserida meninggi dalam darah: (kolesterol total meninggi dalam darah, kolesterol LDL meninggi dalam darah, kolesterol HDL meninggi dalam darah).
Kemudian gagal jantung kongestif (jantung gagal berfungsi wajar): penderita hipertensi, tekanan darah rendah (hipotensi), penderita perkapuran pembuluh koroner jantung, kegemukan/kelebihan berat badan (obesitas), pengeroposan tulang (osteoporosis), penyakit jantung iskemik, penyakit parkinson, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit gondok (tiroid), gangguan pra-haid (syndrome pramenstruasi), penyakit hati kronik (sirosis), psoriasis, stroke, varices, urat saraf sciatic, sistemik lupus erythematus, keadaan lecet-lecet di selaput lendir usus bagian atas lambung (ulkus peptikum).
Sedangkan untuk gangguan psikiatrik antara lain: depresi, gangguan kepribadian, gangguan makan, kecemasan, skizofrenia (gila), dan somatisasi. Selain itu, untuk kesehatan reproduksi Oxidant Releasing Therapy dapat mengobati: gangguan fungsi seks (disfungsi seksual), kemandulan/ketidaksuburan (infertilitas), frigidnitas, dan penyakit lain-lainnya.