Menurut Yeti, sebelum diterapi, hasil tes gula darahnya 300 mg/dL. Setelah diterapi beberapa hari (9x), Alhamdulillah hasilnya sangat menggembirakan. Setelah dites ulang, kadar gula darahnya mendekati angka 100 mg/dL atau normal.
Sampai sekarang kondisinya bagus dan kadar gula darahnya tetap normal. Bahkan ia tidak konsumsi obat atau herbal penurun kadar gula darah. Hal ini yang membuat keluarga besarnya sangat bersukacita.
“Saya dulu pernah dibekam, tapi bukan di sini (Bekam Batam Ruqyah Batam Bengkel Manusia). Beda setelah berobat di sini, karena selama pengobatan di sini diberikan doa-doa dan tausiah khusus, sehingga hati lebih mantap,” ujar Yeti usai berobat di Bengkel Manusia Indonesia.
Kata dia, selain kadar gula darah yang turun signifikan, kolesterol juga turun drastis. Karena sebelum diterapi, ia melakukan tes umum ke apotek. Seperti cek darah tinggi, gula darah, asam urat, dan koletserol.
Waktu itu, hasil cek normal semuanya kecuali gula darah. Mungkin karena kadar gula darah yang tinggi, lanjut Yeti, dirinya merasakan cepat lelah, letih dan sering kehausan. Di dalam badan, dirinya merasa sangat tidak nyaman.
“Waktu saya ke apotek dicek gula darah, kolesterol, asam urat, dan cek tekanan darah. Gula darah saya tinggi. Rasanya badan lesu dan cepat lelah, dan sering haus juga. Mungkin itu sebab yang selama ini saya rasakan,” jelasnya.
Pertanyaannya, berapa kali dirinya harus dibekam basah? Katanya, dirinya diterapi khusus berulang kali. Titik-titik terapi berbeda setiap harinya. Adapun menurut pengalamannya, penanganan pasien diabetes berbeda-beda.
“Setiap pasien diabetes beda penanganannya. Keluarga saya ada riwayat diabetes, dari ayah saya. Yang harus disadari, diabetes bukan hanya merupakan faktor genetikal (keturunan) tapi juga karena pola makan dan hidupnya,” jelas pasien berusia 56 tahun itu.
Candra P. Pusponegoro ahli dan pakar pengobatan diabetes Bengkel Manusia Indonesia menjelaskan standarisasi ukuran yang direkomendasikan untuk kadar gula darah normal jika hasil kurang dari 140 mg/dL.
Kondisi prediabetes berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL. Jika hasil tes kadar gula 200 mg/dL atau lebih tandanya pasien menderita diabetes mellitus (DM) tipe 2.
Menurut Candra, kebanyakan orang mengatakan penyakit diabetes, jantung, ginjal, stroke atau penyakit medis lainnya tidak boleh dibekam (hijamah). Alasannya beragam. Sepert saat dibekam pada pasien diabetes akan terjadi perlukaan di kulit.
Akibatnya bekas luka sulit sembuh dan justru mengakibatkan lukanya semakin susah mengering atau membusuk. Pendapat seperti seperti itu karena hanya katanya, asumsi belaka, dan memungkiri hadis Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
“Justru dengan dibekam secara berturut-turut, kadar gula darah pasien diabetes cepat menurun drastis. Ini sebagiamana yang dsabdakan Nabi Muhammad bahwa kesembuhan bisa diperoleh dengan minum madu atau sayatan pisau bekam (hijamah),” ujar Candra.
Jika dikaji lebih jauh, semua penyakit bisa diobati dengan hijamah (bekam) dan ruqyah (bacaan Al Qur‘an atau doa-doa). Hanya saja setiap teknisnya yang berbeda-beda.